Pesona dan Keunikan Teluk Mayalibit, Raja Ampat
Bumi Papua identik dengan misteri dan keaslian alamnya yang masih sangat
terjaga. Kekayaan flora dan fauna serta keindahan panoramanya membuat
siapapun rela menjelajahi rute perjalanan yang tak mudah. Teluk
Mayalibit adalah salah satu dari sudut yang menampilkan keunikan alam
Papua.
Mayalibit merupakan gabungan dari kata
“ma’ya” dan “libit”. Ma’ya adalah orang-orang yang bermigrasi ke daerah
ini, sedangkan libit berarti teluk. Kawasan ini begitu unik karena
struktur teluknya mengisolasi sejumlah air laut di wilayah bermulut
sempit sekitar 350 meter ini. Hal tersebut menyebabkan pertukaran massa
air tidak terjadi sebagaimana mestinya. Saat pasang surut laut maka akan
terbentuk arus yang sangat deras di pintu masuk teluk. Air bergolak
berebutan mengalir di antara celah teluk. Kondisi ini menyebabkan biota
yang menghuni teluk ikut menyesuaikan diri. Kondisi peraiaran yang
berbeda dan keunikan lingkungan yang tertutup hingga seperti danau air
laut yang dikepung batuan karst adalah salah satu alasan mengapa teluk
ini patut dilindungi.
Hasil
penelitian menyimpulkan teluk Mayalibit merupakan salah satu tempat
yang berpotensi di bidang perikanan yakni penghasil ikan lema, udang ebi
dan teripang. Menurut penelitian setidaknya ada 230 jenis ikan yang
hidup di Teluk Mayalibit. Tidak hanya kaya akan sumber daya perikanan
saja, namun juga potensi hutan magrove yang masih sangat terjaga.
Sedikitnya ada 27 jenis pohon magrove yang lestari hingga sekarang.
Dari 11 kampung yang ada di teluk Mayalibit, masing-masing mempunyai
potensi yang berbeda. Warsambin dan Lopintol terkenal sebagai kampung
penghasil lema. Kampung Arway dan Beo adalah penghasil udang ebi yang
diolah menjadi terasi. Kampung Waifoi dikenal sebagai penghasil
teripang. Sedangkan beberapa kampung lain menghasilkan udang lobster.
Cara
menangkap ikan yang tradisional mempunyai andil yang cukup besar dalam
menjaga kelestarian teluk ini. Hal itu terlihat dari bagaimana nelayan
kampung Warsambin dan Lopintol menangkap ikan lema atau yang disebut
dengan “balobe ikan lema”. Mereka menggunakan perahu dayung yang
berukuran 3-4 meter, dayung, lampu petromak dan penutup lampu, serta
serok/ tanggul yang mereka gunakan untuk menangkap ikan lema. Warga
disini menangkap ikan lema pada saat musim lema yaitu setiap bulan gelap
karena ikan lema hanya naik pada bulan gelap. Ketika malam hari di
bulan gelap, para nelayan berbondong-bondong ke laut untuk balobe.
Nelayan akan mendayung perahunya ke tengah laut dan berputar-putar di
sekitar lokasi yang berarus. Mereka akan mendayung terus hingga ikan
lema naik di atas permukaan laut tepatnya di bawah perahu nelayan. Ikan
lema ini tertarik mendekat karena cahaya lampu yang terpasang di
masing-masing kapal. Ketika ikan lema sudah naik mendekati perahu maka
nelayan akan menggiring gerombolan ikan ke tempat timba. Tempat timba
ikan lema ini terbuat dari batu yang disusun sedemikian rupa sehingga
mereka dapat menggiring ikan lema masuk. Ikan-ikan itu kemudian diambil
dengan menggunakan serok yang panjangnya sekitar 1 meter. Cara inilah
yang digunakan para nelayan dari dulu hingga sekarang. Jika musim ikan
lema tiba, setiap nelayan bisa menangkap 500 sampai 1000 ekor ikan.
Nah, seperti halnya tempat-tempat lain di
Raja Ampat di Teluk Mayalibit Anda bisa menyalurkan hobi snorkling dan
diving. Perairannya yang masih alami menjanjikan keindahan bawah laut
yang menakjubkan. Selain keindahan alam yang memesona, kehidupan suku
dan budaya asli masyarakat setempat menjadi daya tarik tersendiri.
Teluk Mayalibit berada di kepulauan
Waigeo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Teluk ini seolah membagi
pulau Waigeo menjadi dua. Untuk mencapai tempat ini dapat ditempuh
dengan speed boat dari Waisai dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Di
Waisai sendiri terdapat destinasi wisata yang cukup populer yakni pantai WTC, kepanjangan dari Waisai Tercinta. Selain itu, Anda wajib mengunjungi ikon Raja Ampat yakni pulau Wayag dan desa wisata Arborek. Di Arborek Anda bisa menginap di rumah warga serta berinteraksi dengan mereka dalam keseharian. Menyenangkan bukan?
sumber: http://panduanwisata.com/2012/09/21/pesona-dan-keunikan-teluk-mayalibit-raja-ampat/
0 komentar:
Posting Komentar