Rabu, 01 Januari 2014

Diposting oleh Unknown di 20.22

Pesona dan Keunikan Teluk Mayalibit, Raja Ampat

 Bumi Papua identik dengan misteri dan keaslian alamnya yang masih sangat terjaga. Kekayaan flora dan fauna serta keindahan panoramanya membuat siapapun rela menjelajahi rute perjalanan yang tak mudah. Teluk Mayalibit adalah salah satu dari sudut yang menampilkan keunikan alam Papua.

 Mayalibit merupakan gabungan dari kata “ma’ya” dan “libit”. Ma’ya adalah orang-orang yang bermigrasi ke daerah ini, sedangkan libit berarti teluk. Kawasan ini begitu unik karena struktur teluknya mengisolasi sejumlah air laut di wilayah bermulut sempit sekitar 350 meter ini. Hal tersebut menyebabkan pertukaran massa air tidak terjadi sebagaimana mestinya. Saat pasang surut laut maka akan terbentuk arus yang sangat deras di pintu masuk teluk. Air bergolak berebutan mengalir di antara celah teluk. Kondisi ini menyebabkan biota yang menghuni teluk ikut menyesuaikan diri. Kondisi peraiaran yang berbeda dan keunikan lingkungan yang tertutup hingga seperti danau air laut yang dikepung batuan karst adalah salah satu alasan mengapa teluk ini patut dilindungi.

Hasil penelitian menyimpulkan teluk Mayalibit merupakan salah satu tempat yang berpotensi di bidang perikanan yakni penghasil ikan lema, udang ebi dan teripang.  Menurut penelitian setidaknya ada 230 jenis ikan yang hidup di Teluk Mayalibit. Tidak hanya kaya akan sumber daya perikanan saja, namun juga potensi hutan magrove yang masih sangat terjaga. Sedikitnya ada 27 jenis pohon magrove yang lestari hingga sekarang.  Dari 11 kampung yang ada di teluk Mayalibit, masing-masing mempunyai potensi yang berbeda. Warsambin dan Lopintol terkenal sebagai kampung penghasil lema.  Kampung Arway dan Beo adalah penghasil udang ebi yang diolah menjadi terasi. Kampung Waifoi dikenal sebagai penghasil teripang. Sedangkan beberapa kampung lain menghasilkan udang lobster.

Cara menangkap ikan yang tradisional mempunyai andil yang cukup besar dalam menjaga kelestarian teluk ini. Hal itu terlihat dari bagaimana nelayan kampung Warsambin dan Lopintol menangkap ikan lema atau yang disebut dengan “balobe ikan lema”. Mereka menggunakan perahu dayung yang berukuran 3-4 meter, dayung, lampu petromak dan penutup lampu, serta serok/ tanggul yang mereka gunakan untuk menangkap ikan lema. Warga disini menangkap ikan lema pada saat musim lema yaitu setiap bulan gelap karena ikan lema hanya naik pada bulan gelap. Ketika malam hari di bulan gelap, para nelayan berbondong-bondong  ke laut untuk balobe. Nelayan akan mendayung perahunya ke tengah laut dan berputar-putar di sekitar lokasi yang berarus. Mereka akan mendayung terus hingga ikan lema naik di atas permukaan laut tepatnya di bawah perahu nelayan. Ikan lema ini tertarik mendekat karena cahaya lampu yang terpasang di masing-masing kapal. Ketika ikan lema sudah naik mendekati perahu maka nelayan akan menggiring gerombolan ikan ke tempat timba. Tempat timba ikan lema ini terbuat dari batu yang disusun sedemikian rupa sehingga mereka dapat menggiring ikan lema masuk. Ikan-ikan itu kemudian diambil dengan menggunakan serok yang panjangnya sekitar 1 meter. Cara inilah yang digunakan para nelayan dari dulu hingga sekarang. Jika musim ikan lema tiba, setiap nelayan bisa menangkap 500 sampai 1000 ekor ikan.

Nah, seperti halnya tempat-tempat lain di Raja Ampat di Teluk Mayalibit Anda bisa menyalurkan hobi snorkling dan diving. Perairannya yang masih alami menjanjikan keindahan bawah laut yang menakjubkan. Selain keindahan alam yang memesona, kehidupan suku dan budaya asli masyarakat setempat menjadi daya tarik tersendiri.

Teluk Mayalibit berada di kepulauan Waigeo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Teluk ini seolah membagi pulau Waigeo menjadi dua. Untuk mencapai tempat ini dapat ditempuh dengan speed boat dari Waisai dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Di Waisai sendiri terdapat destinasi wisata yang cukup populer yakni pantai WTC, kepanjangan dari Waisai Tercinta. Selain itu, Anda wajib mengunjungi ikon Raja Ampat yakni pulau Wayag dan desa wisata Arborek. Di Arborek Anda bisa menginap di rumah warga serta berinteraksi dengan mereka dalam keseharian. Menyenangkan bukan?


sumber:  http://panduanwisata.com/2012/09/21/pesona-dan-keunikan-teluk-mayalibit-raja-ampat/

0 komentar:

Posting Komentar

 

Delaa Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos